Pada thread sebelumnya saya membahas tentang cara membuat daftar isi otomatis pada Ms. Word, kali ini KesanBaik mencoba berbagi cara pemanfaatan Format Number bertingkat.
Kenapa harus tau tentang Numbering bertingkat?
Numbering bertingkat merupakan format number yang mempertegas poin-poin pada isi suatu dokumen. Pada kondisi default, Ms. Word hanya menyediakan untuk single level numbering (contoh: 1, 2, 3, dst.), sedangkan untuk multi level numbering (contoh: 1.1, 2.1.1., A.1., dst.) kita perlu meng-create-nya sendiri. Tutorial kali ini Insya Allah akan menjelaskan step by step penerapan multi level numbering.
Setiap karya tulis, karya ilmiah, modul, dsb. memiliki sub-sub pokok bahasan. Tentunya penggunaan fitur Numbering pada Ms. Word akan sangat membantu pekerjaan tersebut. Kalau masih membuat Numbering secara manual, sudah saatnya beralih dengan memaksimalkan fitur Ms. Word yang satu ini.
Kelebihan:
- Numbering Otomatis (Manual? Out! Revisi tanpa ribet lagi)
- Mudah di Revisi, Otomatis update numbering
- Penggunaan Numbering Bertingkat tidak mengharuskan penulisan semakin menjorok ke dalam (tetap rata kiri) sehingga mampu memberikan ruang lebih untuk bagian isi. (Untuk memudahkan dalam praktik, contoh sengaja saya buat menjorok ke dalam, supaya terlihat leveling-nya.)
- Hasilnya rapi alias “Good Looking”
Secara umum, kita akan sering sering bermain-main di.....
Home – Paragraph – Numbering
Gambar 1. Home – Paragraph – Numbering
Pada Tabel Numbering, akan ada 5 pilihan:
1. Recently Used Number Formats, di sini tersimpan format number yang baru saja kita gunakan
Gambar 2. Recently Used Number Formats
2. Numbering Library, berisi konsep Numbering default dari Ms. Word dan konsep numbering yang paling sering kita gunakan
Gambar 3. Numbering Library
3. Change Lists Level, poin akan semakin menjorok ke dalam
Gambar 4. Change Lists Level
4. Define New Number Formats, disinilah kita akan banyak mengkreasikan berbagai numbering sesuai kebutuhan
Gambar 5. Define New Number Formats
5. Set Numbering Value, menentukan awal start suatu numbering
Gambar 6. Set Numbering Value
How to...
Bismillah..
Sebelum memulai, siapkan dulu dokumen yang akan kita jadikan numbering bertingkat, biasakan untuk membuat list terlebih dahulu baru menentukan numbering. Sebenarnya bisa juga sih sekalian, tapi untuk belajar ada baiknya membuat list terlebih dahulu.
Gambar 7. List dokumen yang akan dibuatkan Numbering
Judul 1, Judul 2, dan Judul 3 merupakan numbering biasa. Berikan numbering “1” untuk “Judul 1” caranya tinggal klik toolbox numbering.
Gambar 8. Toolbox Numbering
Naah, untuk “Judul 2” dan “Judul 3” kita hanya perlu memaksimalkan tool Format Painter. Jadinya seperti ini.
Gambar 9. Hasil Single Level Numbering
Gampanglah yaa ini mah kan udah sering,.. Kalau bukan numbering “1” yang keluar, tinggal klik menu pulldown numbering (tanda panah kecil), lalu pilih style yang kita butuhkan.
Berikutnya kita akan memberikan numbering untuk Sub Judul yang ada pada “1. Judul 1”. Sub Judul tersebut rencananya akan kita ubah menjadi “1.1. Sub Judul” dan “1.2. Sub Judul”, bukan dengan cara manual tentunya.
Caranya agak sedikit lebih ribet, pindahkan kursor ketik ke “Sub Judul” lalu klik toolbox numbering. Kira-kira hasilnya akan seperti ini
Gambar 10. Proses awal Numbering Bertingkat: Memberikan Single Level Numbering
Lho ko jadi angka “2”? Sabar, ini belum jadi. Selanjutnya klik kanan pada numbering “2” tersebut – pilih Set Numbering Value kemudian akan muncul Window Set Numbering Value (seperti pada Gambar 6) lalu set value ke “1”.
Gambar 11. Edit Numbering Value
Atau bisa juga dengan klik kanan - restart at 1. Hasilnya akan seperti ini
Gambar 12. Hasil Restart Numbering Value
Tahap berikutnya adalah mengubah ke numbering bertingkat, klik kanan pada numbering “1.” Sub Judul – Numbering – Define New Number Format.
Gambar 13. Define New Number Format
Untuk mengubah ke level yang kita inginkan, kita ubah kolom number format (kotak merah) dengan mengetik “1.” di depan “1.” yang berwarna abu-abu (kotak hijau). Setelah itu klik “OK”.
Perlu diperhatikan: angka “1.” yang berwarna abu-abu merupakan acuan penomoran otomatis pada numbering bertingkat, jangan di hapus atau di ganti.
Hasilnya akan seperti ini
Gambar 14. Hasil Numbering Bertingkat 1.1.
Untuk Sub Judul “1.2.” cukup di berikan format painter. Seandainya Judul “2” dan “3” berubah numberingnya, dapat disesuaikan dengan format painter dengan yang setara.
Naah, itulah tahapan membuat numbering bertingkat, untuk Sub Judul dan Sub Sub Judul dari “Judul 2” dan “Judul 3” juga sama, pembedanya hanyalah pada saat penentuan “Define New Number Format”.
Untuk Sub Judul dari Judul 2, Kolom “Number Format” pada “Define New Number Format” (lihat gambar 13) di tambahkan angka “2.” di belakang angka “1.”
Begitu pula dengan Sub Judul dan Sub Sub Judul pada Judul 3 ditambahkan “3.” atau sesuai kebutuhan. Misal, untuk poin “3.1.1.”, maka yang ditambahkan pada kolom Number Format di depan angka “1.” adalah “3.1.”
Setelah selesai, rapikan dengan tabulasi. Hasil akhirnya akan seperti ini
Selamat, kini dokumen telah rapi!
Silakan disebarluaskan artikel ini namun jangan lupa sertakan sumbernya, ya. sampai jumpa di tutorial lainnya :)
Terima kasih, sangat membantu.
ReplyDeleteterima kasih sangat membantu
ReplyDeleteterima kasih sangat membantu
ReplyDeletepostingan ini sangat membantu saya, keep up the good work!
ReplyDelete